Ukuran Penis dan Ketakutan

Meski pakar seksologi berulang-ulang mengatakan jika ukuran penis bukanlah kunci kepuasan hubungan seksual, tetapi sebagian orang tetap mendambakan penis
yang besar dan gagah. Iklan di berbagai media pun ikut gencar mengasosiasikan kepuasan seksual dengan ukuran penis. Memang, penis yang besar enak untuk dilihat, mantap untuk diremas, dipermainkan atau sekedar dipegang-pegang.
Studi yang dilakukan oleh Dr Ronald Williams dari Universitas Minnesota, AS menemukan bukti-bukti unik berkaitan dengan ukuran penis. Hampir 90% kaum lelaki kurang puas dengan ukuran yang dimiliki, baik panjang maupun kemampuan seksualnya.
Padahal, ukuran penis sangat bervariasi, tergantung dari mana Anda dilahirkan. Faktor ras berperan besar dalam menentukan standar penis. Selama ini orang menghubungkan antara ras tertentu dengan ukuran penis yang besar. Bangsa Arab dan kaum Negro sering disebut-sebut sebagai ras yang mempunyai ukuran penis yang gagah dan perkasa.
Berkaitan dengan ukuran penis, di Amerika Serikat pernah dilakukan penelitian yang khusus mengamati ukuran tersebut. Studi Kinsey yang dilakukan terhadap sejumlah lelaki bangsa Amerika, baik dari keturunan Eropa maupun kaum Negro menemukan bukti bahwa ukuran standar negeri Paman Sam itu adalah 5,5 inci atau sekitar 14 sentimenter.
Sedangkan ukuran penis orang Indonesia, menurut Prof Dr dr Wimpie Pangkahila adalah 7-8 sentimenter dengan diameter berkisar 8-9 sentimenter. Ukuran itu dalam kondisi di mana penis tidak mengalami rangsangan. Dalam keadaan ereksi, ukurannya membesar sehingga bertambah 1,5 kalinya. Berarti dalam keadaan ereksi, ukuran penis orang Indonesia sekitar 12 sentimenter. Hanya beda sedikit dengan bangsa Amerika.
Takut Akan Penis Besar
Sebut saja seorang perempuan, Ika (29) merasa tegang saat menghadapi perkawinan yang tinggal sejengkal lagi. Kecemasan itu makin melebar ketika ia membaca sebuah artikel yang mengungkap perbedaan ukuran penis di antara berbagai bangsa. Rata-rata, orang Eropa memiliki ukuran penis yang lebih besar dibanding orang Indonesia.
Rasa was-wasnya makin menjadi-jadi mengingat bentuk tubuh Ika yang amat mungil, dengan tinggi kurang dari 150 cm. Sedangkan, calon suaminya yang kebetulan orang Eropa memiliki tinggi lebih dari 180 cm dengan berat badan dua kali lebih besar. Bagaimana ia menghadapi malam pertamanya? Bisakah vagina-nya menampung penis suaminya yang tentunya berukuran besar pula?
Agaknya kerisauan Ika kurang beralasan. Pasalnya, vagina perempuan sangat elastis sehingga bisa dilewati berbagai ukuran penis. Memang, ukuran vagina setiap perempuan juga berlainan. Namun, ukuran itu sendiri tidak berpengaruh terhadap kemampuan vagina menerima benda asing yang masuk ke dalamnya.
Seperti diketahui vagina perempuan terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar yang bisa dilihat dengan mata serta bagian dalam yang lebih tersembunyi. Ukuran vagina bervariasi seperti pada besarnya bibir besar atau labia mayora dan panjang vagina. Tetapi, dalam batas normal vagina tersebut bisa mengembang sesuai dengan rangsangan yang diterimanya.
Jangan salah, vagina juga berubah bentuk dan ukurannya sebagai reaksi seksual atas rangsangan yang diterimanya. Misalnya, vagina akan melebar dan memanjang pada fase rangsangan, fase datar dan fase orgasme.
Untuk itu, perbedaan ukuran kelamin lelaki dan perempuan bukan menjadi kendala. Persoalannya adalah bagaimana menciptakan situasi di mana vagina mendapatkan rangsangan yang semestinya sehingga ketika penis melakukan penetrasi vagina sudah berada pada tahap yang tepat dan siap menerimanya.

sumber : [berbagai sumber/peh]